Burung Maleo (Burung Langka Yang Dilindungi)

Burung Maleo

Burung Maleo adalah sejenis burung yang berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm. Burung Maleo adalah satwa endemik Sulawesi, artinya hanya bisa ditemukan hidup dan berkembang di Pulau Sulawesi, Indonesia.


Burung Maleo yang dalam nama ilmiahnya Macrocephalon maleo (Macrocephalon berarti kepala besar) termasuk dalam keluarga Megapode, artinya burung dengan kaki besar, namun yang unik, kaki Maleo justru paling kecil dalam keluarga Megapode. Dalam keluarga ini terdapat 22 jenis termasuk Burung Gosong atau Moyo yang banyak terdapat di Phillipina dan Maleo Maluku yang cuma ada di Maluku, tetapi hanya burung Maleo dan dua jenis lain dari 22 jenis dalam keluarga ini yang bertelur di dalam tanah. Burung Maleo (Macrocephalon maleo) memiliki bulu berwarna hitam, kulit sekitar mata berwarna kuning, iris mata merah kecoklatan, kaki abu-abu, paruh jingga dan bulu sisi bawah berwarna merah-muda keputihan. Di atas kepalanya terdapat tanduk atau jambul keras berwarna hitam. Jantan dan betina serupa. Biasanya betina berukuran lebih kecil dan berwarna lebih kelam dibanding burung jantan. Pakan burung ini terdiri dari aneka biji-bijian, buah, semut, kumbang serta berbagai jenis hewan kecil.

Jumlah burung maleo sekarang ini diperkirakan kurang dari 10 ribu ekor. Untungnya Dinas Kehutanan Melalui Balai Taman Nasional Lore Lindu berhasil membuat penangkarannya di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, bekerja sama dengan masyarakat setempat. Paling tidak usaha ini mampu sedikit meminimalisir bahaya kepunahan yang mengancam burung anti poligami ini. Wilayah Taman Nasional Lore Lindu, selain di kabupaten Donggala, juga meliputi 6 kecamatan di Kabupaten Poso. Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 464/Kpts-II/1999 tanggal 23 Juni 1999, Taman Nasional Lore Lindu dikukuhkan dengan luas kawasan 217.991,18 ha, luas inilah yang menjadi dasar pengelolaan Taman Nasional Lore Lindu saat ini. Di wilayah Taman Nasional Lore Lindu ini, populasi maleo ditaksir tinggal 320 ekor

Karena populasi maleo yang kian sedikit, burung unik dan langka ini dilindungi dari kepunahan. Maleo dikategorikan sebagai terancam punah di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix I. Akhirnya, satwa ini dinyatakan sebagai satwa yang dilindungi karena para pemburu liar sering sekali mengambil telur-telur Maleo seenaknya. Pemerintah membuat pantai khusus untuk konservasi atau penyelamatan maleo seluas 14 hektar yang terletak di Tanjung Binerean, Sulawesi Utara, dan termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone  di semenanjung minahasa. 

Banyak keunikan dari burung maleo ini mulai dari tubuh, habitat hingga tingkah lakunya, sehingga sangat layaklah untuk mendapat perlindungan dari pemerintah. Makanya tidak mengherankan jika sejak tahun 1990 berdasarkan SK. No. Kep. 188.44/1067/RO/BKLH tanggal 24 Pebruari 1990, Burung Maleo ditetapkan sebagai “Satwa Maskot” provinsi Sulawesi Tengah. Selain itu, Burung Maleo juga tercatat dalam LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TANGGAL 27 JANUARI 1999 sebagai jenis satwa burung yang dilindungi.

Budidaya Ikan Cupang

Kalau ikan cupang kalian pasti tau kan???
ikan cupang
Jelas tau, waktu kalian kecil kan sering beli. ada yang buat di adu atau cuma sekedar sebagai ikan hias. Tapi ketika kita dewasa ikan ini sering dilupakan, padahal ikan cupang bila dilihat dari segi keindahan dan cara perawatannya tidaklah terlalu sulit, karena ikan ini mempunyai daya tahan tubuh yang kuat.




Tapi budidaya ikan cupang tidak rugi lho, dengan mempunyai 5 pasang indukan saja kita bisa menghasilkan ribuan ekor anakan yang siap dijual dengan perkiraan 1 ekor anakan berharga Rp.1000 - Rp.2000. Belum lagi kalau ikan cupang hias yang harganya bisa Rp.10000 @ ekor yang sudah siap untuk jadi indukan. Apalagi kalau kualitas ekspor dan kontes, pasti ga nyangka dh untungnya.

Bagi yang hobby memelihara ikan cupang dirumah atau ingin membudidayakannya. ini caranya:


Cara Memelihara
Ikan cupang bisa di pelihara dimana saja, bisa di ember, botol bekas, dan aquarium. lagipula ikan cupang cukup mudah untuk di pelihara hanya diberi makan secara teratur insyaallah ikan ini akan hidup lama. Untuk budidaya gunakanlah tempat yang berukuran agak besar seperti kolam ikan yang ukuran standarnya 1 x 2 meter agar anak ikan cepat besar, sehingga masa panen pun akan cepat. Tapi tempat untuk perkawinan atau pemijahan gunakan tempat yang kecil saja agar ikan cupang tersebut cepat bertelur.

Pemijahan

1. Pilihlah calon induk yang akan di kawinkan
2. masukkan induk jantan ke dalam ember yang telah di beri tanaman air(enceng gondok), kemudian masukkan induk betinanya ke dalam botol atau gelas dan masukkan ke dalam ember yang berisi induk jantan.
3. setelah sehari campurkan induk betina kedalam ember yang berisi induk jantan. Dan pada pagi harinya insyaallah induk betinanya sudah bertelur. Telur-telur tersebut akan menempel di busa yang telah dibuat oleh induk jantan.
4. Kemudian pisahkan induk betinanya dan biarkan induk jantan merawat telurnya.
5.Setelah tiga hari telur-telur tersebut akan menjadi burayak(anak ikan), pada saat ini burayak jangan diberi makan dulu, karena masih ada kantung telur.
6. Kemudian setelah kantung telur yang berada di tubuh burayak hilang, pindahkan induk jantan dan beri makan burayak tersebut dengan kutu air, bila anda susah mencari kutu air burayak bisa diberi makan denggan rebusan kuning telur ayam. Berikan secukupnya saja.
7. Setelah satu minggu dari penetasan, pindahkan burayak ke tempat yang lebih besar.
8. Pada saat burayak sudah berumur 2 minggu, burayak bisa diberi makan cacing sutra.
9. Selanjutnya pindahkan anak ikan setiap satu minggu sekali agar pertumbuhannya menjadi cepat.

Setelah anak ikan berumur 1 bulan, pilihlah dan pisahkan kedalam botol, hal ini dilakukan agar tidak terjadi perkelahian. Anak ikan cupang baru bisa dijual pada saat berumur 1,5 bulan - 2 bulan.

Selamat mencoba!!!!!!!!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...