PENDAHULUAN
Ikan
hias merupakan komoditas perikanan yang potensial untuk dikembangkan,
karena selain mempunyai potensi sumber daya berlimpahjuga peluang pasar
yang besar, baik didalam negeri mapun di luar negeri. MenurutRini,
Indonesia memiliki berbagai jenis ikan hias air laut maupun air tawar
yang merupakan suatu keuanggulan komporatif. Namun, hingga saat ini
perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus
meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian
banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan.
Dalammenternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing
jenismempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya
dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya (Ipteknet, 2008).
Akuakultur merupakan usaha produksi biota akuatik di dalam lingkungan terkontrol untuk tujuan komersial. Akuakultur dikelompokkan ke dalam 2 (dua) bagian besar, yaitu pembenihan dan pembesaran. Produk utama dari pembenihan, yaitu benih siap tebar untuk kegiatan pembesaran. Sedangkan kegiatan pembesaran menghasilkan
biomassa ikan yang siap konsumsi. Dalam kegiatan pembenihan terdapat
beberapa rangkaian kegiatan, salah satunya yaitu pemijahan ikan.
pembenihan adalah merupakan faktor penentu sehingga tidak kesulitan
dalam penyediaan benih. Pembenihan ikan air tawar baik ikan konsumsi
maupun ikan hias memberikan peluang usaha yang sangat potensial
dikarenakan telah merambah ke pasar ekspor.
Ikan mas koki (Carrassius auratus) merupakan salah satu ikan hias air tawar yang tergolong dalam jenis ikan karper.
Ikan mas koki berasal dari China namun ternyata jenis ikan ini sudah
menyebar di berbagai negara termasuk Indonesia. Pada awal mulanya bentuk
tubuh ikan mas koki samama dengan ikan mas (Cyprinus carpio), perbedaanya
hanya terletak pada sepasang sungut yang tidak dimiliki oleh ikan mas
pada mulutnya. Setelah melalui proses perkawinan silang akhirnya ikan
mas koki mengalami mutasi diawalai dari warna tubuh, sirip dan ekor.
Selain
populer, ikan mas koki mudah dalam pembudidayaannya dan selain itu juga
lebih menguntungkan. Membudidayakan ikan mas koki tidak memerlukan
lahan yang cukup luas dan siklus reproduksinya relatif singkat dengan
harga jual yang cukup tinggi. Ikan mas
koki digemari masyarakat karena keindahan warna, gerak-gerik, dan bentuk
tubuhnya yang unik. Dengan harga yang relatif terjangkau, ikan mas koki
memiliki pasaran dan tingkat permintaan yang stabil. Komoditas air
tawar ini banyak diminati oleh konsumen ikan hias untuk dipelihara di
dalam akuarium. Ikan mas koki memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik
dibandingkan dengan jenis ikan hias air tawar lainnya. Namun,
ketersediaan benih masih menjadi kendala dalam usaha budidaya ikan mas
koki. Selain itu, penerapan teknik
budidaya masih minim dikuasai oleh pembudidaya ikan mas koki. Sehingga
produksi benih ikan mas koki tidak tersedia secara berkesinambungan dan
belum bisa memenuhi tingkat permintaan pasar yang meningkat setiap
tahunnya.
Adapun
teknik budidaya yang dimaksud adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan
oleh pembudidaya ikan untuk menunjang pertumbuhan benih yang baik dengan
tingkat survival rate yang tinggi. Mendorong
pertumbuhan benih ikan dengan menerapkan kondisi lingkungan yang
terkontrol merupakan salah satu teknik yang dapat dilakukan dalam usaha
budidaya ikan. Oleh karena itu, salah satu parameter lingkungan yang
sangat mempengaruhi pertumbuhan benih ikan adalah temperatur (suhu) air.
Tujuan
utama kegiatan budidaya ikan mas koki adalah untuk menghasilkan
keturunan yang memenuhi standar yang diinginkan, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Salah satu usaha untuk mencapat tujuan tersebut di
atas adalah pembenihan. Kegiatan pembenihan
dilaksanakan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
Sukabumi karena balai ini merupakan pusat pengembangan dan perekayasaan
teknologi budidaya air tawar dengan sarana dan prasarana yang lengkap.
Biologi Ikan mas koki
Taksonomi
Menurut Lingga dan Susanto dalam Chui et al. (2009), taksonomi ikan mas koki antara lain :
Filum : Chordata
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Ostariphisysoidei
Sub ordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Genus : Carassius
Spesies : Carassius auratus
Morfologi
Menurut
Iskandar (2004), ikan mas koki memiliki bentuk tubuh yang unik dan
sisik yang sangat menarik. Ikan mas koki tergolong ke dalam jenis ikan
yang mudah menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru. Bentuk tubuh
ikan mas koki agak memanjang dan pipih tegak (compressed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Bagian ujung mulut memiliki dua pasang sungut. Di
ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan yang tersusun dari tiga
baris. Gigi geraham secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas koki
ditutupi oleh sisik yang berukuran relatif kecil.
Sirip punggung (dorsal) memanjang dan bagian belakangnya berjari tulang keras. Sementara itu, sirip ketiga dan keempatnya bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip dubur (anal)
mempunyai ciri seperti sirip punggung, yakni berjari tulang keras dan
bergerigi dan seluruh bagian siripnya berbentuk rumbai-rumbai atau
panjang. Garis rusuk atau gurat sisi (linnea lateralis)
pada ikan mas koki tergolong lengkap, berada dipertengahan tubuh dengan
posisi melentang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal
ekor.
Menurut Ardi et al.
(2008), adapun ciri-ciri induk jantan ikan mas koki adalah pada sirip
dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar.
Warna tubuhnya cemerlang dibandingkan dengan induk betina, ukuran
tubuhnya lebih ramping, gerakannya lebih lincah, dan induk jantan yang
telah matang gonad bila diurut pada bagian perut sampai pada lubang urogenital akan mengeluarkan cairan berwarna putih yang disebut dengan sperma.
Sedangkan
pada induk betina, sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus
jika diraba. Warna tubuh agak pucat tidak secerah induk jantan,
gerakannya relatif lebih lambat, ukuran tubuhnya lebih besar dari induk
jantan. Induk betina yang sudah matang gonad bila diurut dibagian perut
sampai lubang urogenital akan mengeluarkan cairan berwarna kuning yang disebut dengan sel telur.
Habitat dan Penyebaran
Menurut Chui et al. (2009), ikan mas koki (Carassius auratus auratus)
memerlukan tempat hidup yang luas baik dalam akuarium dengan sistem
aerasi yang kuat dan air yang bersih. Untuk menjaga kualitas airnya
dianjurkan untuk mengganti minimal 25% air akuarium tiap minggunya.
Untuk bagian substrat dasar akuarium dapat diberi pasir atau kerikil,
ini dapat membantu ikan mas koki dalam mencari makan karena ikan mas
koki akan dapat menyaringnya pada saat memakan plankton.
Ikan
mas koki yang pelihara di kolam atau di akuarium dapat di pijahkan
sepanjang tahun. Tetapi ikan mas koki di alam biasanya memijah setelah
musim hujan karena banyak dataran yang terendam air dan telah kering
beberapa bulan, karena tempat tersebut mengeluarkan bau ampo atau bau
has dari dalam tanah sehingga merangsang induk ikan memijah di tempat
itu.
Ikan
mas koki sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di
Indonesia, ikan mas koki mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan
mas koki yang terdapat di Indonesia merupakan ikan yang dibawa dari
Cina. Penyebarannya merata di daratan Asia, Eropa, Amerika Utara dan
Australia. Sedangkan pembudidayaan ikan mas koki di Indonesia banyak
ditemui di Jawa dan Sumatra.
Pembenihan
Persiapan Wadah Pemijahan
Menurut Rahmat et al. (2009),
untuk kegiatan pembenihan ikan mas koki wadah yang digunakan adalah
akuarium berukuran 100x60x60 cm dengan bentuk persegi panjang. Akuarium
yang digunakan, sebelumnya dibersihkan dengan menggunakan sabun kemudian
dibilas dengan air tawar dan selanjutnya dijemur untuk menghilangkan
jamur-jamur dan bakteri yang masih menempel.
Air merupakan media yang sangat penting bagi budidaya ikan. Untuk
itu perlu disediakan air yang sangat bersih dan steril. Air yang
digunakan untuk pemijahan ini adalah air yang berasal dari air sumur
yang sudah diendapkan selama 24 jam, karena kemungkinan air tersebut
mengandung zat-zat yang beracun yang akan mengakibatkan gangguan
budidaya ikan mas koki. Air yang diendapkan diaerasi kuat supaya
kandungan oksigen yang ada di dalamnya bertambah. Air terserbut dimasukan ke dalam akuarium dengan ketinggian 30 cm dan diberi aerasi.
Ikan
mas koki termasuk salah satu ikan hias air tawar yang tidak memelihara
telurnya. Jadi telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan pada
substrat. Oleh karena itu, dalam kegiatan pemijahannya perlu
dipersiapkan substrat sebagai tempat menempelnya telur. Ada banyak jenis
tanaman air yang dapat dipakai sebagai substrat. Namun, tanaman air
yang sering digunakan adalah tanaman yang tumbuhnya mengapung seperti
enceng gondok (Eichornia crassipes). Sebelum enceng gondok
digunakan terlebih dahulu dibersihkan agar hama yang menempel pada
tanaman tersebut tidak terakumulasi di dalam air pemeliharaan ikan mas
koki. Enceng gondok yang akan digunakan sebelumnya sudah direndam dalam
larutan Methylen blue dengan dosis 100 ppm selama 5 – 10
menit. Dengan demikian enceng gondok terbebas dari bakteri maupun
pathogen yang dapat membahayakan ikan mas koki. Setelah itu, enceng gondok dapat dimasukkan ke dalam akuarium.
Memilih Induk
Seleksi
induk merupakan langkah awal yang harus dilakukan pada kegiatan
pembenihan. Untuk ikan mas koki biasanya mudah dilakukan seleksi
terhadap induk yang matang gonad.
Seleksi induk ikan mas koki dapat dilakukan dengan melihat ciri – ciri sebagai berikut :
Tabel 1. Ciri-ciri induk ikan mas koki matang gonad.
No
|
Induk Jantan
|
Induk Betina
|
1
|
Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar.
|
Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba.
|
2
|
Jika perut diurut pelan ke arah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih
|
Jika perut diurut, keluar cairan kuning bening. perut terasa lembek dan lubang genital kemerahan merahan.
|
3
|
Berusia 6 – 7 bulan
|
Berusia 7 bulan
|
4
|
Pergerakannya normal (lincah)
|
Warna cerah dan agresif
|
5
|
Berbadan sehat.
|
Organ tubuh lengkap
|
Menurut Rahmat et al.
(2009), tanda-tanda lain pada induk ikan mas koki yang siap melakukan
pemijahan adalah dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut.
Tingkah laku yang ditunjukkan adalah saling kejar-kejaran. Induk jantan
terus mengejar atau mendekati induk betina. Dengan adanya tingkah laku
seperti ini maka dapat diasumsikan bahwa induk ikan mas koki tersebut
siap untuk dipijahkan. Perbandingan induk yang digunakan dalam kegiatan
pemijahan ikan mas koki adalah 1 : 2 (jantan : betina). Induk yang sudah diseleksi selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah pemijahan.
Pemijahan
Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan
induk memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembenihan
ikan. Induk yang baik adalah modal dasar dan utama untuk mencapai
keberhasilan memproduksi benih ikan yang berkualitas. Kegiatan pemijahan
yang dilakukan akan sia-sia jika induk yang digunakan adalah induk yang
tidak baik. Beberapa kegiatan pemeliharaan induk yang dilakukan adalah
pemberian pakan, manajemen kualitas air dan melakukan sampling
pertumbuhan panjang dan berat secara berkala untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan induk dan kematangan gonad.
Induk
ikan mas koki yang ada di BBPBAT Sukabumi berasal dari pemeliharaan
mulai dari benih sampai dewasa. Induk ikan mas koki hasil seleksi yang
sudah matang gonad dipelihara dulu dalam bak pemeliharaan induk berupa bak
fiber bulat dengan diameter 150 cm dan tinggi 70 cm secara terpisah
antara jantan dan betina agar tidak terjadi pemijahan liar. Induk ikan
mas koki yang dipelihara dalam bak fiberglass memiliki berat rata-rata
150 – 200 gram dengan umur rata-rata di atas 7 bulan.
Gambar 9. Bak fiberglass untuk pemeliharaan induk ikan mas koki
Sedangkan wadah yang digunakan untuk pemeliharaan calon induk ikan mas koki adalah di kolam pembesaran semi intensif berukuran ………………… .meter,
dimana pemeliharaanya menggunakan hapa dengan tujuan untuk memisahkan
jenis induk yang satu dengan yang lainnya, mempermudah pengontrolan dan
mengoptimalkan penggunaan kolam.
Pemberian Pakan Induk
Pada
saat pemeliharaan induk, pakan sangat berpengaruh terhadap laju
kematangan gonad pada ikan. Frekuensi pemberian pakan dilakukan dua kali
sehari yaitu pada pukul 08.00 WIB dan pukul 15.00 WIB. pakan diberikan
secukupnya untuk menghindari kelebihan pakan yang dapat mempengaruhi
kualitas air sehingga mengakibatkan keracunan pada ikan. pakan yang
diberikan pada induk ikan mas koki adalah pakan buatan atau pellet
komersil dengan kadar protein 39 – 41 %. Kadar protein ini sangat
sesuai, protein merupakan komponen dominan kuning telur, sedangkan
jumlah dan komposisi telur menentukan besar kecilnya ukuran telur dan ukuran telur tersebut merupakan indicator kualitas telur yang dihasilkan oleh induk betina (Nurmawanti, 2005).
Pakan induk dan pemberian pakan
Jenis pakan yang buatan yang digunakan untuk induk ikan mas koki BBPBAT
Sukabumi adalah berupa pelet apung produksi PT. Suri Tani Pemuka,
dengan nama komersial pakan “Comfeed”, komposisi kandungan nutrisi pakan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel Komposisi kandungan pakan induk ikan mas koki
No
|
Komposisi
|
Kadar
|
1
|
Protein
|
39 – 41 %
|
2
|
Lemak
|
Min 5 %
|
3
|
Serat kasar
|
Min 6 %
|
4
|
Abu
|
Min 11 %
|
5
|
Kadar air
|
10 %
|
Sumber : PT. Suri Tani Pemuka
Kualitas Air Pemeliharaan Induk
Dalam
wadah pemeliharaan induk ikan mas koki (bak fiberglass) di BBPBAT
Sukabumi yaitu menggunakan sistem sirkulasi (perputaran atau pergerakan
air dalam wadah pemeliharaan). Sirkulasi ini menggunakan pompa air dan
bak penampungan air yang dilengkapi penyaring air. Proses kerjanya, air
dialirkan ke setiap wadah, kemudian pada bagian bawah bak fiberglass di
lengkapi saluran pembuangan air yang telah dihubungkan dengan bak
penampung air, sehingga air yang masuk akan
keluar melalui saluran pembuangan kemudian dialirkan ke bak penampungan
air, melewati penyaring dan air yang sudah disaring kemudian dialirkan
kembali ke masing-masing wadah.
Sistem
ini bertujuan agar air di dalam wadah tidak keruh, menjaga keseimbangan
parameter dalam air, menjaga kestabilan suhu, membantu distribusi
oksigen ke segala arah serta menjaga akumulasi mengumpulnya hasil
metabolit beracun. Setiap tiga hari sekali
dilakukan pergantian air, pencucian dinding dan dasar wadah serta
pencucian saringan. Pergantian air dan pembersihan kotoran yang
mengendap di dasar wadah dapat dilakukan dengan teknik siponisasi yaitu
membuang air sekaligus mengangkat kotoran-kotoran yang ada berupa
sisa-sisa pakan dan metabolisme. Parameter kualitas airwadah
pemeliharaan induk ikan mas koki dapat dilihat sebagai berikut.
Data kualitas air pemeliharaan induk ikan mas koki
No
|
Parameter
|
Satuan
|
Nilai
|
1
|
Suhu
|
0C
|
25
|
2
|
pH
|
-
|
6,10
|
3
|
O2
|
mg/l
|
3,36
|
4
|
CO2
|
mg/l
|
20,90
|
5
|
Kesadahan
|
mg/l
|
89,88
|
6
|
Amoniak (NH3)
|
mg/l
|
0,09
|
7
|
Nitrit (NO2)
|
mg/l
|
0,00
|
Sumber : Lab. Kualitas Air BBPBAT Sukabumi
Pemijahan
Persiapan Wadah Pemijahan
Wadah
yang digunakan untuk meijahkan ikan maskoki adalah akuarium berukuran
100 x 60 x 60 cm, sebelum digunakan akuarium dicuci terlebih dahulu
dengan menggunakan detergen supaya bersih dan steril, kemudian akuarium
dibiarkan sampai kering.
Selanjutnya
akuarium disi dengan air bersih dengan ketinggian 25 cm dengan volume
150 liter/akuarium. kemudian diberikan aerasi dan kakaban sebagai tempat
menempelnya telur. Kakaban yang digunakan terbuat dari tali rafia yang
telah disisir rapi. sebelum digunakan, kakaban dicuci terlebih dahulu
dan dikeringkan supaya telur yang menempel tidak terkena parasit atau
penyakit.
Seleksi Induk
keberhasilan
suatu kegiatan pemijahan dipengaruhi oleh factor kondisi induk da
lingkungan tempat memijahnya ikan. oleh sebab itu sebelum melakukan
kegiatan pemijahan perlu dilakukan seleksi induk ikan maskoki yang benar
– benar induk unggul. hal – hal yang perlu diperhatikan dalam dalam
menyeleksi induk antara lain induk telah matang kelamin, sehat dan tidak
mengalami stress, tubuh normal, tidak cacat dan tidak terserang
penyakit.
Ikan
maskoki dapat dijadikan induk bila sudah mencapai umur 7 bulan ke atas.
cirri – cirri induk jantan dan betina yang sedang matang gonad sebagai
berikut:
§ Induk
jantan, pada bagian sirip dada bila diraba terasa kasar, bila diurut
pada bagian perut kearah pangkal akan keluar cairan sperma berwarna
putih susu.
§ Induk
betina, pada sirip dada bila diraba terasa halus, perut kelihatan besar
ke arah belakang, apabila diraba terasa lembek dan apabila diurut akan
keluar telur (cairan berwarna kuning).
Seleksi
induk dilakukan dengan menangkap ikan terlebih dahulu dengan
menggunakan serokan (Scoopnet). Untuk mengurangi stress pada saat
seleksi induk meke perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Sebaiknya
tidak memegang induk secara lansung dengan tangan tetapi dengan
menggunakan serokan atau dengan menggunakan kain sebagai alas
2. Gunakan serokan yang tidak menjerat atau melukai induk
3. Hindari induk untuk banyak bergerak untuk mengurangi stress
4. Jangan
terlalu lama meletakan/membiarkan induk diluar air ketika melakukan
seleksi untuk menghindari ikan stress akibat kekurangan oksigen.
Hal
yang sangat penting dalam kegiatan seleksi induk adalah menentukan
induk yang baik dalam kondisi siap memijah. Setelah induk ditkumpulkan,
langkah selanjutnya adalah menentukan induk yang baikdan siap pijah
secara visual. Setelah induk dinyatakan baik melalui pengamatan secara
visual maka induk tersebut langsung dimasukan ke dalam wadah pemijahan.
Beberapa jenis ikan mas koki yang akan dipijahkan adalah Tosa, Oranda/Spencer, Lion head dan Blackmoor.
Jenis induk yang dipijahkan (Oranda, Lion head, Blackmoor
dan Tosa)
Proses Pemijahan
Proses pemijahan terjadi secara alami. pemijahan dilakukan tanpa memberikan
rangsangan hormon. Teknik pemijahan ini hanya menggunakan media yang
telah disiapkan dan memilih induk yang benar – benar telah matang gonad.
Dalam pemijahan secara alami factor suhu sangat menentukan, suhu air
pada waktu pemijahan adalah 24oC.
Induk
– induk yang telah diseleksi ditimbang bobot awal tubuhnya (induk yang
ditimbang hanya induk betina). Setelah itu induk dimasukan ke dalam
wadah pemijahan. Induk dimasukan pada pagi hari, pemijahan dilakukan
dengan ratio 2:1 ( 2 ekor jantan dan 1 ekor betina). Data induk yang
dipijahkan dapat dilihat pada tabel 4.
Ciri-ciri
ikan mas koki yang sedang mengalami proses pemijahan adalah induk ikan
mas koki saling kejar-kejaran. Induk jantan akan mengejar dan
menggosokan badannya pada induk betina yaitu pada perut bagian belakang
dan anusnya dan induk jantan akan mengeluarkan sperma untuk membuahi
telur. Telur yang keluar akan menempel pada kakaban. Induk yang telah
memijah ditimbang kemali bobot tubuhnya (induk betina) kemudian segera
dipindahkan dari akuarium pemijahan ke bak pemeliharaan induk untuk
mencegah induk memakan telurnya.
Data induk pada pemijahan ikan mas koki
Aquarium
|
Jenis Induk
|
Jumlah (ekor)
|
I
|
Tosa
Tosa
Lion head
|
1 ekor ♀
1 ekor ♂
1 ekor ♂
|
II
|
Tosa
Tosa
|
1 ekor ♀
2 ekor ♂
|
III
|
Tosa
Tosa
Lion head
|
1 ekor ♀
1 ekor ♂
1 ekor ♂
|
IV
|
Tosa
Tosa
Spenser
|
1 ekor ♀
1 ekor ♂
1 ekor ♂
|
V
|
Black moor
Oranda
|
1 ekor ♀
2 ekor ♂
|
Penetasan Telur
Telur – telur hasil pemijahan dipelihara dalam akuarium ukuran 100 x 60 x 60 cm. Sebelumnya
akuarium ini digunakan sebagai tempat memijah. Setelah proses pemijahan
, induk diangkat dan dipindahkan ke bak pemeliharaan induk sedangkan
telur dibiarkan di dalam akuarium. Selanjutnya dilakukan pemberian Methylen blue sebanyak 5 (lima) tetes tiap akuarium. Pemberian methylen blue dengan
tujuan untuk menjaga telur agar tidak rusak oleh jamur. Telur – telur
yang telah dibuahi akan mmelekat pada dasar akuarium dan kakaban.
apabila kondisi perairan baik dengan suhu yang mendukung maka telur akan
menetas dalam waktu 2-4 hari setelah pemijahan. Telur-telur ikan mas
koki akan terlihat perubahannya, telur yang berkualitas baik akan
berwarna putih bening atau hijau kekuningan, sedangkan telur yang
berkualitas buruk akan berwarna putih susu atau putih keruh.
Dalam pelaksanaan praktek lapangan telur ikan mas koki menetas dalam waktu 3 hari hari setelah pemijahan dengan kondisi suhu 24-26 0C.
Selanjutnya adalah melakukan penghitungan jumlah telur, dalam
penghitungan jumlah telur ini jumlah telur sampel adalah 966 butir /
gram. Untuk jumlah telur hasil pemijahan dan derajat penetasan telur (Hatching rate) dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Pengambilan Data Jumlah Telur
Cara
penghitungan telur yang dilaksanakan selama pelaksanaan praktek kerja
lapangan adalah dengan metode gravimetric (Effendi, 1992) dimana
induk betina sebelum memijah ditimbang terlebih dahulu kemudian setelah
memijah induk betina ditimbang kembali. Penghitungan jumlah telur
dilakukan dengan pengambilan telur sampel pada
kakaban secara acak. Teknik pengambilan telur dilakukan dengan cara
menyedot telur menggunakan pipet tetes kemudian telur yang disedot
ditimbang kemudian dihitung jumlah butir telurnya.Hasil penghitungan
sampel adalah dimana tiap 0,5 gram telur terdapat 483 butir telur.
Hasil penghitungan jumlah telur (fekunditas) dapat dilihat pada tabel dibawa ini.
Tabel 6. Data jumlah telur pemijahan ikan mas koki
Akuarium
|
Jenis induk
|
Bobot awal (Gr)
|
Bobot akhir (gr)
|
Fekunditas
|
I
|
Tosa
Tosa
Lion head
|
168, 54
|
143,45
|
24.236
|
II
|
Tosa
Tosa
|
109,27
|
93,80
|
14.944
|
III
|
Tosa
Tosa
Lion head
|
120,58
|
108,39
|
11.775
|
IV
|
Tosa
Tosa
Spenser
|
141,03
|
134,53
|
6.279
|
V
|
Black moor
Oranda
|
91, 20
|
77,32
|
13.408
|
Pengambilan Data Derajat Penetasan Telur
Penetasan
telur terjadi berkisar 48 – 72 jam setelah proses pemijahan. Dalam
kegiatan praktek di lapangan, pengambilan data penetasan telur dilakukan
dengan menghitung jumlah larva. Cara penghitungannya dilakukan dengan
menggunakan sendok ukur ukuran 2,5 Ml. Hasil penghitungannya adalah
setiap sendok ukur (2,5 Ml) terdapat 1.537 ekor larva. Data tingkat
derajat penetasan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Data derajat penetas (Hatching rate) pemijahan ikan mas koki
Akuarium
|
Jenis induk
|
Jumlah larva
|
Jumlah total telur
|
% HR
|
I
|
Tosa
Tosa
Lion head
|
15.375
|
24.236
|
63,43
|
II
|
Tosa
Tosa
|
10.759
|
14.944
|
71,99
|
III
|
Tosa
Tosa
Lion head
|
10.740
|
11.775
|
91,21
|
IV
|
Tosa
Tosa
Spenser
|
3.690
|
6.279
|
58,76
|
V
|
Black moor
Oranda
|
11.456
|
13.408
|
85,44
|
Pemeliharaan Larva
Persiapan Wadah Pemeliharaan Larva
Kegiatan
yang dilakukan sebelum penebaran larva adalah persiapan wadah
pemeliharaan larva. Wadah pemeliharaan yang digunakan adalah kolam beton
berukuran 10 x 5 x 2 meter dan kolam berukuran 2,5 x 3 x 1 meter.
Sebelum digunakan kolam dibersihkan untuk menghindari adanya hama dan
penyakit dengan penyikatan pada bagian dindin dan dasar kolam, kemudian
kolam dikeringkan. Setelah itu diairi dan diberi pupuk untuk
meningkatkan pertumbuhan pakan alami. Pupuk yang digunakan adalah pupuk
kandang dimana pupuk dimasukan di dalam karung kemudian dimasukan dan
dibiarkan di dalam kolam selama beberapa hari sebelum larva ditebar.
Selanjutnya kolam diaerasi untuk suplai oksigen.
Kolam
pemeliharaan ini dilengkapi dengan outlet dan inlet, dimana inletnya
berupa air mengalir yang dialiri oleh pipa PVC yang berukuran 5 inchi.
Kolam pemeliharaan larva
Penebaran Larva
Larva – larva hasil pemijahan ikan mas koki selama 3 – 4 hari masih dibiarkan dalam akuarium penetasan
sebelum ditebar atau dipindahkan ke kolam pemeliharaan. Hal ini
dilakukan karena larva masih belum kuat berenang, hari pertama penetasan
larva masih menempel di dinding dan dasar akuarium dan setelah beberapa
hari mulai berenang tapi tidak begitu teratur. Panen larva dari
akuarium penetasan dilakukan dengan menggunakan scoop net dan
alat sipon. Larva dipindahkan secara hati – hati dimana untuk sementara
ditampung dalam ember selanjutnya dipindahkan ke kolam pemeliharaan
larva.
Larva ikan mas koki
Pada
saat penebaran larva di dalam kolam aklimatisasi dapat dilakukan dengan
cara memasukan ember sedikit demi sedikit ke dalam kolam, sehingga air
pemeliharaan tersebut masuk ke ember, setelah itu barulah larva
dikelurkan secara perlahan-lahan. Jumlah larva yang ditebar setelah
disampling dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Data penebaran larva ikan mas koki
Jenis Induk
|
Wadah
|
Umur Larva
( hari )
|
Jumlah Larva (ekor)
|
Tosa
Tosa
Lion head
|
Kolam pendederan (10 x 5 x 2 m)
|
4
|
15.375
|
Tosa
Tosa
|
Kolam pendederan (10 x 5 x 2 m)
|
4
|
10.759
|
Tosa
Tosa
Lion head
|
Kolam pendederan (10 x 5 x 2 m)
|
4
|
10.740
|
Tosa
Tosa
Spenser
|
Kolam pendederan (2,5 x 3 x 1)
|
4
|
3.690
|
Black moor
Oranda
|
Kolam pendederan
(2,5 x 3 x 1)
|
4
|
11.456
|
Pemberian Pakan
Larva ikan mas koki mempunyai cadangan makanan yaitu kuning telur (yolk) sampai umur 3 – 4 hari setelah menetas dan setelah tiga hari larva masih memiliki mulut yang
kecil dan pencernaan yang belum sempurna. Setelah itu maka dapat
dilakukan pemberian pakan secara teratur. Selama praktek lapangan pakan
yang diberikan pada larva adalah tepung susu dan tepung jagung yang
dilarutkan dalam air. Pemberian pakan ini dilakukan dengan menggunakan
alat …………,
pakan diberikan 2 (dua) kali sehari yaitu pagi pukul 08.30 WIB dan sore
hari pukul 03.00 WIB. Selain itu larva juga dapat memanfaatkan pakan
alami yang ada di sekitar kolam.
Setelah
umur 10 hari larva ikan mas koki mulai diberi pakan berupa pellet
halus. Adapun tahapan pemberian pakan pada larva ikan mas koki dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tahapan pemberian pakan pada larva
No
|
Umur Larva
|
Jenis Pakan
|
Keterangan
|
1
|
1 – 3 hari
|
Kuning telur yang masih terkandung dalam tubuh larva
| |
2
|
4 – 13 hari
|
Tepung susu dan tepung jagung
|
Dilarutkan dalam air
|
3
|
14 - dst
|
Pakan halus
|
Dilarutkan dalam air
|
Data pertumbuhan larva dengan pemberian pakan dapat dilihat pada lampiran …, dimana setelah pemeliharaan selama 10 hari setelah ditebar panjang larva rata-rata mencapai …cm dan berat rata-rata …cm.
Kualitas Air Pemeliharaan Larva
Kualitas
air merupakan salah satu faktor utama dalam menunjang kegiatan
pemeliharaan larva. Kualitas air kolam pemeliharaan larva perlu dijaga
agar tetap baik. Pengelolaan kualitas air di kolam pendederan dilakukan
dengan sistem air mengalir selama 24 jam . Untuk meningkatkan suplai oksigen terlarut diberi aerasi yang cukup dan terus menerus. Kualitas air kolam pemeliharaan larva dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Data kualitas air kolam pemeliharaan larva
No
|
Parameter
|
Satuan
|
Nilai
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Suhu
pH
O2
CO2
Kesadahan
Amoniak (NH3)
Nitrit (NH2)
|
oC
-
Mg/L
Mg/L
Mg/L
Mg/L
Mg/L
|
24,10
7,30
5,65
12,14
89,88
0,56
0,049
|
Sumber : Lab. Kualitas Air BBPBAT Sukabumi
Manajemen Pengelolaan Kualitas Air
Air
merupakan media hidup ikan yang harus bersih dan tidak mengandung
zat-zat berbahaya serta terhindar dari hama dan penyakit. Lingkungan
yang baik untuk ikan mas koki adalah lingkungan yang memiliki air bersih
dan dapat memenuhi criteria persyaratan habitat hidup ikan mas koki.
Kualitas air bagi ikan mas koki sangat menentukan produktivitas dan
kualitas induk serta kematangan gonad untuk menghasilkan telur yang
baik.
Salah
satu penyebab menurunnya kualitas air adalah pellet yang tidak dimakan
ikan dan mengendap. Akumulasi endapan pakan ini akan menumpuk menjadi
bahan organik yang akan diurai oleh bakteri pembusuk. Akibatnya, air
akan menjadi keruhdan kualitasnya akan menurun. Air yang keruh tidak
mampu mengikat oksigen dengan baik. Hasil pembusukan bahan organik tadi
akan menghasilkan senyawa ammonia (NH3) yang dapat merugikan
kelangsungan hidupikan. Jika kadar ammonia terlalu tinggi, kadar oksigen
terlarut dalam air berkurang. Akibatnya ikan akan kekurangan oksigen,
jika kondisi dibiarkan maka dapat mengakibatkan kematian pada ikan. Oleh
karena itu pergantian dan penyiponan air harus dilakukan secara rutin
(Lesmana, 2001 dalam Yoanita, 2009)
Selama
pelaksanaan praktek kerja lapangan, nilai parameter kualitas air baik
itu pemeliharaan induk maupun larva masih sangat baik, parameter
tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Suhu
Suhu
merupakan salah satu parameter kualitas air yang sangat penting, suhu
tinggi tidak selalu berakibat mematikan bagi ikan tapi dapat menyebabkan
gangguan kesehatan dalam waktu yang panjang, misalnya stres yang
ditandai tubuh lemah, kurus dan tingkah laku abnormal. Sedangkan suhu
rendah dapat mengakibatkan ikan rentan terhadap infeksi jamur dan
bakteri patogen akibat melemahnya sistem imun. Data pengukuran suhu saat
praktek kerja lapangan yaitu 25 0C untuk bak pemeliharaan induk sedangkan untuk kolam pemeliharaan larva adalah 24,10 0C. Kisaran ini sangat ideal. Menurut Purwakusuma (2011), suhu ideal untuk ikan mas koki berada pada kisaran 200C-250C. Fluktuasi perubahan suhu diharapkan tidak lebih dari 50C, terutama dalam proses pergantian air atau proses transportasi.
2. pH
Menurut
Iskandar (2004), naik turunya pH berhubungan dengan munculnya
jenis-jenis penyakit pada ikan. Jika pH berada pada kadar basa, maka
akan tumbuh bakteri yang membahayakan hidup larva ikan mas koki.
Sedangkan jika kadar pH air berada pada tingkat asam, maka akan
menyebabkan tumbuhnya jamur pada wadah budidaya. Hasil pengukuran pH
pada saat praktek lapangan adalah 6,10 untuk bak pemeliharaan induk,
sedangkan untuk kolam pemeliharaan larva adalah 7,30. Nilai ini masih
dapat ditolerir oleh ikan mas koki.
3. Oksigen terlarut (O2)
Jumlah
oksigen terlarut yang terdapat di dalam air sangat penting untuk
diperhatikan. Kekurangan oksigen terlarut dalam air akan mengganggu
kehidupan ikan yang dibudidayakan. Jumlah minimal kebutuhan oksigen
terlarut untuk setiap jenis ikan tidak sama. Hasil pengukuran oksigen
terlarut (CO2) adalah 3,36 mg/l untuk bak pemeliharaan induk
sedangkan untuk kolam pemeliharaan larva adalah 5,65 mg/l. Nilai dapat
ditolerir karena menurut Afrianto dan Liviawaty (1999) dalam Agustina (2004) pada
perairan dengan konsentrasi <4 mg/l ikan masih mampu bertahan hidup
tetapi nafsu makan rendah sehingga pertumbuhannya menjadi lambat dan
ikan akan mati bila konsentrasi oksigen mencapai 0 ppm. Untuk itu air
budidaya perlu diaerasi untuk suplai oksigen.
4. Karbondioksida (CO2)
Gas
karbondioksida yang juga disebut asam arang merupakan hasil buangan
oleh semua makhluk hidup melalui proses pernapasan. Kadar CO2 yang
mencapai lebih dari 10 mg/l sudah bersifat racun bagi ikan, sehingga
ikatan atau kelarutan oksigen dalam darah akan terhambat. Data
pengukuran CO2 saat praktek kerja
lapangan hanya berkisar 3,36 mg/l untuk pemeliharaan induk dan 5,65 mg/l
untuk kolam larva, menurut Lesmana (2001) dalam Agustina (2004) nilai ini tidak membahayakan bagi ikan
5. Kesadahan air (Hardness)
Kesadahan
air disebabkan oleh banyaknya mineral dalam air yang berasal dari
batuan dalam tanah, baik dalam bentuk ion maupun ikatan molekul. Elemen
yang terbesar yang terkandung dalam air adalah kalsium dan kapur. Jenis
ikan tertentu membutuhkan kesadahan tertentu, namun kebanyakan jenis
ikan hias senang berada di air lunak (0-50 mg/l). hasil pengukuran
kesadahan air adalah 62 mg/l untuk pemeliharaan induk dan 89,88 untuk
kolam pemeliharaan larva, nilai sangat baik karena secara umum
pertumbuhan dan perkembangan ikan hias akan baik pada kisaran 50 – 100
mg/l atau agak lunak (Lesmana, 2001 dalam Agustina, 2004).
6. Amoniak (NH3) dan Nitrit (NO2)
Amoniak
dan nitrit merupakan gas hydrogen buangan hasil metabolism ikan akibat
perombakan protein, baik dari ikan itu sendiri yang berupa kotoran
maupun dari sisa pakan. Seperti yang dinyatakan Lesmana (2001) dalam Agustina (2004), bahwa kadar amoniak terukur yang dapat membuat ikan mati adalah lebih dari 1 mg/l
dan nitrit lebih dari 0,1 mg/l. hasil pengukuran kualitas air saat
praktek kerja lapangan, untuk pemeliharaan induk amoniak (NH3) adalah 0,09 mg/l dan nitrit (NH2) 0,00 mg/l sedangkan untuk kolam pemeliharaan larva amoniak (NH3) adalah 0,56 mg/l dan nitrit (NH2) 0,045 mg/l, nilai tidak berbahaya bagi ikan.
Pencegahan dan Penanggulangan Parasit
Seperti
jenis-jenis ikan lainnya, ikan mas koki juga dapat terserang penyakit
atau parasit yang menyebabkan ikan stress bahkan dapat mengakibatkan
kematian pada ikan. Biasanya hal ini disebakan oleh keterlambatan
pergantian air, terjadinya perubahan lingkungan yang terus-menerus
(memburuk), dan tertular dari luar baik melalui air maupun alat-alat
seperti scoop net, pakan, dan lain sebagainya. Selama
pelaksanaan praktek kerja lapangan parasit hanya ditemukan pada induk
yang dipelihara dalam bak fiberglass. Adapun jenis parasit yang
ditemukan adalah :
1. Argulus Sp.
Argulus merupakan
golongan udang renik dengan cirri-ciri bentuk tubuhnya bulat pipih dan
warnanya transpran. Ukurannya relatif besar sehingga dapat terlihat
dengan mata telanjang secara langsung. Argulus sp. menyerang ikan mas koki pada bagian permukaan tubuh atau kulit dan sirip hingga permukaan tubuh yang terserang kelihatan merah karena luka. Tubuh
ikan akan semakin kurus dan pucat karena parasit ini menghisap darah
ikan mas koki sehingga jika tidak segera ditangani maka ikan akan mati
karena kehabisan darah.
Argulus yang ditemukan pada ikan mas koki rata berjumlah 1 – 5 ekor. Untuk membasminya pertama-tama dapat dilakukan dengan menggunakan pinset, lalu ikan dimasukan ke dalam akuarium yang berisi 200 liter air yang telah diberi bubuk abate sebanyak 20 gr. Perendaman dilakukan selama 24 jam kemudian dapat diganti dengan obat yang baru, hal ini dapat dilakukan sampai ikan benar-benar sembuh. Selain bubuk abate, pengbatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan garam dapur (NaCl) sebanyak 200 gr dalam 200 liter air.
Gambar 13. Argulus sp. (Sumber : Anonim, 2003)
2. Larnea / Cacing Jangkar
Larnea memiliki
bentuk tubuh yang panjang seperti cacing dann memiliki kepala seperti
jangkar sehingga disebut cacing jangkar, namun parasit ini sebenarnya
bukan cacing tetapi sejenis udang renik yang tergolong marga Copepoda. Panjangnya dapat mencapai 2 cm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Larnea biasanya
menyerang pada sirip ikan, sehingga tampak melambai-lambai pada
permukaan tubuh ikan. Parasit ini sangat merugikan karena menghisap
cairan tubuh inangnya sehingga pertumbuhan ikan menjadi terganggu dan
akan menjadi lemah (Budiman dan Lingga, 2001 dalam Agustina, 2004). Penanggulangan yang dilakukan sama dengan penanggulangan terhadap Argulus, namun obat lain yang dapat digunakan adalah Tetrasiklin sebanyak 10 ppm atau 250 ml. larutkan tetrasiklin dalam 25 liter air. Ikan direndam selama 24 jam dan lakukan pergantian setiap hari .
No comments:
Post a Comment